Indahnya Pesona Kawah Gunung Galunggung dan Pemandian Air Panas Cipanas

Gunung Galunggung merupakan Gunung yang terletak di daerah Tasikmalaya Jawa Barat. Gunung dengan ketinggian saat ini 2167 diatas permukaan laut pernah meletus sebanyak 4 kali. Letusan pertama terjadi pada tanggal 8-12 Oktober 1822 yang mengakibatkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
Keadaan Setelah Meletus
Letusan kedua terjadi pada tanggal 7-9 Oktober 1984 yang menghasilkan awan panas. Lalu tanggal 27 dan 30 Oktober, terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama dengan lahar yang dihasilkan pada letusan 1822. Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, sebagian rumah ambruk karena tertimpa hujan abu. Letusan ketiga terjadi pada tanggal 6-9 Juli 1918 yang mengakibatkan hujan abu setebal 2-5 m yang terbatas di dalam kawah dan lereng selatan. Dan letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983. Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal, sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 milyar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni. Letusan pada periode ini juga telah menyebabkan berubahnya peta wilayah pada radius sekitar 20 km dari kawah Galunggung, yaitu mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari. Perubahan peta wilayah tersebut lebih banyak disebabkan oleh terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta areal perkampungan akibat melimpahnya alliran lava dingin berupa material batuan-kerikil-pasir.
Gunung Galunggung Ketika Meletus
Ini kisah kami:

Perjalanan dimulai dari pusat Ibukota Negara Indonesia "Jakarta". Kami adalah kumpulan remaja yang mulai bosan dengan rutinitas dan aktifitas pekerjaan kantor di Jakarta. Perjalanan ini sudah disiapkan satu bulan sebelum saat ini datang. Flashback ke belakang, pada saat kami sudah mulai bosan dengan rutinitas dan keadaan kota jakarta yang sudah semakin padat. Ada salah seorang teman kantor yang menawarkan untuk berlibur ke kampungnya di daerah Tasikmalaya Jawa Barat. Tanpa berfikir panjang kami yang terdiri dari 5 orang setuju untuk langsung menuju Tasikmalaya. Dan akhirnya saat itu tiba. Hari ini adalah hari jumat, dimana kami senang karena akhir pekan dan waktu yang ditunggu-tunggu datang. Kami berangkat dari jakarta menggunakan mobil Toyota Kijang yang cukup nyaman untuk digunakan bepergian. Kami berangkat pukul 22.00 WIB dan kami ambil rute menuju Tol arah Bandung dan melewati tol Cipularang yang terkenal agak angker. Dan memang terasa merinding ketika melewati tol tersebut yaitu KM93, KM97 an KM101. Bahkan ada salah seorang dari kami yang katanya melihat sesosok orang di jalan tol. Ya tidak tahu pasti itu mahluk halus halus atau memang orang. Yang jelas dunia kita berbeda. Dan kami selalu baca doa kemanapun tujuan dan arah kami ingin pergi. Ok, setelah melewati cipularang kami keluar tol cileunyi atau purbaleunyi agak lupa juga, yang jelas kami sudah menginjak tanah kota Tasikmalaya hanya untuk membeli tahu sumedang.

Narsis Di Rest Area
Beli Tahu Sumedang, Lapar.com
Kota Tasikmalaya memang cukup dingin, dan waktu itu waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari, dan suasana sangat sepi. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah Singaparna yaitu tujuan tempat kami untuk beristirahat. Kebetulan karena ini rumah nenek dari salah seorang teman, jadi kami tanpa malu-malu langsung masuk, bersih-bersih diri, dan langsung sholat subuh. Kami tiba di desa pukul 05.00 pagi. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 7-8 jam. Karena sangat lelah dan sudah tidak ada tenaga, kami semua langsung menuju kamar yang disediakan untuk membuat pulau sejenak. Untungnya dirumah tersebut hanya ada nenek yang sangat ramah, jadi beliau memang meminta kami agar segera tidur dulu. Coba pas ketemunya nenek yang galak dan jutek, belum apa-apa nanti kami langsung disuruh ikut bersih-bersih rumah lagi. Tidak terbayangkan, jangan sampai terjadi. Bukannya liburan malah olahraga. Inilah keadaan rumah yang sangat asri dan tenang, dengan pemandangan depan rumah adalah area persawahan. Sangat memanjakan mata.


Halaman Depan Rumah Nenek

Rumah Nenek
Setelah istirahat kami bangun pukul 09.00 WIB, lumayan badan sedikit lebih fresh. Dan kami langsung sarapan yang memang sudah disiapkan oleh sang nenek, nenek yang sangat bijaksana. Belum apa-apa sudah gak pengen balik ke Jakarta, karena suasana pagi yang indah dan orang-orangnya yang ramah. Kami sarapan dengan ikan mas goreng, dan memang sudah tidak aneh jika berkunjung ke daerah sekitar singaparna dan sekitar Tasikmalaya adalah setiap rumah pasti memiliki kolam ikan sendiri di halaman rumah masing-masing. Sungguh warga yang kreatif, beda sekali dengan suasana Jakarta yang lahan kosongpun bahkan sudah jarang. Itulah keanekaragaman negara kita tercinta "Indonesia". Setelah Sarapan dan Mandi pastinya, kami langsung keluar rumah dan foto-foto ria seperti orang yang jarang lihat kampung. Ada istilah orang desa masuk kota katanya gayanya kampungan, nah kalo kami orang kota yang masuk desa tapi gayanya kok begini ya. Seperti gak pernah lihat kampung.

Si Ndut Lagi Makan
Bergaya Dulu Di Jalanan
Si Ndut Lagi Akting, Padahal Dia Tidur Gak Bantuin Masak
Untung Yang Kecil Gak Ditengah, Bisa Kejepit Dia
Foto Di Saung Yang Dibawahnya Adalah Kolam Ikan
Ini Muka-Muka Kecapekan
Ini Gak Tau Trio Apaan
 
Lihatlah Gaya Mereka Ini

Dimanapun, Kapanpun Selalu Saja Narsis
Foto Sangat Berharga Buatnya, Karena Di Jakarta Sudah Tidak Ada Bambu Kuning
Padahal Udah Sarapan, Masih Aja Jajan. Kebiasaan Orang Kota

Perjalanan Ke Kawah Gunung Galunggung:
Perjalanan kami mulai pukul 10.00 WIB, lama perjalanan dari rumah nenek ke Gunung Galunggung hanya membutuhkan waktu 1 jam karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Dalam perjalanan kami disuguhkan dengan berbagai macam pemandangan alam sekitar Gunung Galunggung. Baik dari persawahan, pemukiman warga sampai bukit-bukit kecil disekitar Gunung Galunggung. Kondisi jalan memang sedikit kurang nyaman, tetapi apalah arti sebuah jalan jika kami bisa menyaksikan pesona alam Gunung Galunggung.


Ketularan Virus Narsisnya Si Ndut
Pemandangan Di Perjalanan
Indahnya Suasana Ini
Lagi, Lagi dan Lagi Keep Smile
Jalan Berkelok-Kelok


Ternyata Pak Supir Juga Ikutan Narsis
Akhirnya kami sampai di Pintu Gerbang Wisata Gunung Galunggung, tiket masuknya cukup murah per orang hanya dikenakan biaya 4200 rupiah saja. Dan ditambah biaya masuk mobil 5000 rupiah, sangat terjangkau.

Papan Selamat Datang Kawasan Wisata Galunggung
Mereka Lagi
Kawasan Wisata Galunggung
Bergaya Di Papan Selamat Datang Kawasan Wisata Galunggung
Seperti Ibu dan Anak
Setelah melawati jalan yang berkelok-kelok seperti suasana puncak pada umumnya. Tibalah kami di tangga pendakian Gunung Galunggung. Kami sudah tidak sabar rasanya ingin segera mendaki anak tangga yang ada untuk menuju Kawah Gunung Galunggung berada. Dan anak tangga tersebut berjumlah 640 jika saya tidak salah. Dengan membaca doa terlebih dahulu, kami bersama-sama melangkahkan kami menuju Kawah Gunung Galunggung. Di tengah perjalanan menaiki anak tangga, ada seorang teman kami yang tidak kuat menaiki anak tangga tersebut, mungkin dikarenakan dia jarang berolah raga dan bodinya agak gede. Tetapi semangat terus kami berikan, agar dia bisa terus semangat menaiki anak tangga tersebut. Tapi jikapun dia tidak kuat, maka kami lebih baik turun dan bergantian untuk menjaganya sedangkan yang lain naik ke Kawah Gunung Galunggung. Karena buat kami persahabatan adalah yang utama. Sedangkan puncak adalah suatu tujuan / goal yang berarti bonus untuk kami. Yang terpenting adalah apa yang kami peroleh dari sebuah proses dan itu bukan hanya tujuan. Inilah proses menaiki anak tangga menuju Kawah Gunung Galunggung, indah sekali Indonesiaku. 
Permulaan, Masih Semangat
Baru Berapa Tangga Mukanya Sudah Pada Manyun
Yang Siap Difoto Ya Cuma Dua Orang Saja
Ini Bagus, Tapi Pak Supirnya Gak Ada
Pemandangan Yang Indah, Tapi Cewek 1 ini malu-malu kalo di foto
Tetap Masih Malu-Malu Ini
Akhirnya Pak Supir Muncul Juga
Tampang Apa Ini, Capek Atau Males Senyum
Cantiknya (Pemandangannya)
Kan, Baru Beberapa Tangga Udah Ngantuk
Keren Kan
Akhirnya Yang Satu ini Bergaya Juga
Sudah Bisa Menebak Siapa Yang Akan Kelelahan Duluan
Baru Sepertiga Perjalanan
Trio Ndut
Akhirnya Salah Satu Gak Kuat, Dan Berhenti Sejenak
Wonderfull Indonesia
Salut Sama Ini Anak, Bisa Sampai Puncak
Detik-Detik Terakhir
Dan inilah saatnya, Kawah Gunung Galunggung:


Kawah Gunung Galunggung, Warnanya Hijau Sangat Mempesona
Indahnya Negeri Ini
Lihatlah Pemandangan Bukit-Bukitnya
Suasanya Tenang, Damai Dan Sejuk
Jalan Menuju Ke Kawah Gunung
Lihatlah Betapa Indahnya Indonesiaku
Si Ndut Lagi
Awan Seperti Dapat Disentuh
Inilah Kami Berlima
Inilah Persahabatan Itu
Senangnya Bisa Mencapai Tujuan Bersama-Sama
Tak Terbayangkan Bisa Sampai Di Tempat Ini
Inilah Dalang Dibalik Semua Rencana Perjalanan Ini
Seperti Di Film Fantasi
Yang Malu-Malu Akhirnya Minta Di Foto Juga
Inilah Negeriku

Setelah sampai di Kawah Gunung Galunggung, kami hanya dapat merasakan sejuknya suasana ini. Tak ada lagi pikiran tentang pekerjaan. Yang ada hanyalah sebuah kedamaian dalam persahabatan. Dan di dekat kawah terdapat sebuah masjid, kami ingin pergi ke masjid tersebut. Tetapi karena ada suatu hal yang tidak kami inginkan, kami membatalkan tujuan untuk pergi ke masjid tersebut. Dan jikapun ada yang ingin ke masjid tersebut harus mengambil jalur memutar dan turun ke dasar kawah. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 1,5 jam. Kami sudah bertekad suatu saat jika kami kembali ke Galunggung, kami akan menuju masjid tersebut untuk sekaligus berziarah. Mudah-mudahan suatu saat nanti tidak ada halangan seperti pada saat ini.
Masjid Dekat Kawah Galunggung
Sebelumnya kami sempat berbincang-bincang dengan beberapa orang di sekitar Gunung Galunggung tersebut dan berhasil merekamnya dalam sebuah video. Baik dari penjaga warung yang sangat ramah, dari warga sekitar bahkan dari "kuncen" atau orang yang ditugaskan untuk menjaga Gunung tersebut. Berdasarkan info yang kami dapat dari kuncen bahwa Gunung Galunggung dahulu merupakan Gunung tertinggi di Seluruh dunia. Tetapi karena alasan tertentu pada jaman kerajaan pada sebuah dinasti, Gunung tersebut dibagi menjadi 3 bagian terpisah. Yaitu pangkal, tengah dan Puncak Gunung. Tetapi tidak diketahui bagian apakah yang ada di Galunggung saat ini dan dimanakah bagian yang lainnya. Dan menurut mitos dari warga sekitar, dahulu ada seorang tentara / prajurit yang sombong datang ke Gunung ini dengan maksud ingin menancapkan Bendera Merah Putih Di Bukit yang berada di tengah Kawah Gunung Galunggung. Sudah banyak warga yang melarangnya, tetapi dia tidak mempedulikan hal tersebut. Dia memang berhasil menancapkan Bendera Merah Putih, tetapi setelah dia berenang kembali ke permukaan, dia tidak ada dan hilang bagai ditelan bumi. Sampai saat ini Bendera tersebut masih tertancap di Bukit  yang berada di tengah Kawah Gunung Galunggung. Tetapi kami tidak dapat mengambil foto Bendera tersebut karena jaraknya terlalu jauh dan tidak terjangkau oleh kamera kami. Setelah kami selidiki memang benar adanya bahwa bendera tersebut masih ada tertancap dengan kokohnya di bukit tersebut. Tapi itu hanyalah mitos masyarakat boleh percaya, boleh tidak. 



Harga-harga makanan yang ditawarkan juga cukup standard. Memang berbeda dari harga normal, tetapi itu wajar daripada kami harus membawa sendiri makanan dari bawah ke atas. Jika ingin ke Gunung Galunggung sebaiknya numpang beristirahat di Warung Ibu Yeni / Yuni, letaknya di dekat musholla sebelum mulai mendaki Gunung Galunggung. Dan kami bisa sholat dhuhur terlebih dahulu. Orangnya ramah, baik dan banyak cerita-cerita yang bisa didapat. Ini dia sedikit gambarannya:

Si Malu Sudah Mulai Narsis
Ini Musholla Sebelu Mendaki Galunggung, Nyman Untuk Ibadah Karena Udaranya Sejuk
Ini Dia (Kiri) Bu Yuni / Yeni, Lupa Namanya


Next Trip Pemandian Air Panas Cipanas:

Setelah puas kami menikamati pesona indahnya Kawah Gunung Galunggung, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pemandian Air Panas Cipanas dengan terlebih dahulu kami melaksanakan sholat ashar di musholla Galunggung. Kami berangkat pukul 15.30 WIB dan dalam waktu 15 menit kami sudah sampai di Lokasi Pemandian, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Dan ketika memasuki lokasi pemandian, kami sudah tidak dipungut biaya kembali. Karena tiket sudah jadi satu dengan tiket masuk ke Wisata Gunung Galunggung. Perjalanan yang menyenangkan sekaligus murah. Kami hanya perlu membayar tempat ganti pakaian, atau jika memang tidak malu bisa ganti di semak-semak tanpa mengeluarkan biaya lagi. 

Ditempat ini lebih banyak orang berjualan, ada yang berjualan baju, souvenir, kacamata dan lain-lain. Tetapi karena waktu memang sudah sore, kami tidak mau belanja dan memutuskan untuk langsung berendam di air panas. 


Kios Pakaian
Petunjuk Arah
Air Inipun Sudah Panas
Salah Satu Tempat Makan Yang Ada Area Pemandian Cipanas
Lihat Mereka, Dimanapun dan Kapanpun, Selalu Saja Bawa Makanan
Hari sudah senja dan mulai gelap. Kami memutuskan untuk kembali ke rumah nenek, tetapi dalam perjalanan kami berhenti disebuah pesantren untuk melaksanakan sholat maghrib. Pesantren apa namanya lupa. 
Suasana Sore Hari Di Sekitar Galunggung, Arah Pulang

Akhirnya malampun datang dan kami memutuskan untuk ke alun-alun singaparna membeli makan malam. Kami memutuskan berhenti di salah satu warung pecel ayam yang juga tersedia nasi goreng. Harganya sangat murah sekitar 8000 rupiah per porsi nasi goreng dengan takaran porsi untuk kuli bangunan. Akhirnya kami semua tidak sanggup menghabiskan nasi tersebut. Padahal nasi gorengnya enak, tetapi porsinya berlebihan. Letaknya di dekat POM Bensin. Setelah kami yang sebagian bukan orang sunda berusaha untuk berbicara bahasa sunda, ternyata yang jualan orang jawa. Oalah ketipu, jauh-jauh ke Tasikmalaya dapatnya orang jawa juga. Sampai yang ditunggu datang, kami semua sampai di rumah nenek. Dan kami disuguhkan makan malam yang memang sebelumnya sudah disiapkan oleh nenek. Berhubung kami sudah kekenyangan dengan nasi goreng porsi kuli, makanan nenekpun tidak jadi dimakan. Kasihan nenek, sudah susah payah buat masakan tapi tidak dimakan. Tapi apa boleh buat, daripada kekenyangan dan muntah, maaf nenek. Kami bersih-bersih, sholat isya dan langsung tidur.



Keesokan paginya datang, hari ini adalah hari terakhir kami di Tasikmalaya. Karena memang hari Senin kami sudah harus kembali ke jadwal kantor yang memang padat. Tapi sebelum pulang kami bermain-main di sungai yang terletak di belakang rumah nenek dengann pemandangan alam yang tidak kalah indah.


Gedean Badannya Ya Sama Jalanan
Mereka Cocok Kan
Pak Sopir Itu Dalemannya Kelihatan
Like This
Akhirnya Bisa Foto Berlima Lagi
Trio Ndut Ndut, Itu Dibelakang Ngapain
Udah Bagus-Bagus, Yang Belakang Cari Keong
Senyumnya Gak Tahan
Berharap Ada Yang Jatuh
Si Malu Akhirnya Senyum Juga
Pak Tani
Ziarah Dulu
Makam Putra Galunggung
Lihat Si Gendut Ngapain Coba

Setelah puas bermain di sungai, kami akhirnya harus meninggalkan daerah ini dengan berat hati. Karena kami masih ingin berlama-lama disini menikmati suasana daerahnya dan masih banyak tempat yang belum kami explore. Tapi kami harus kembali ke pekerjaan kami. Dan nenek malah membawakan kami makanan khas dari Tasikmalaya yang masing-msing dari kami mendapatkan 1 kantong kresek. Baik sekali nenek ini, kami jadi ingin segera kembali lagi. Inilah moment-moment terakhir di Tasikmalaya



Ini Orang Ada Aja Yang Pengen Eksis
Perpisahan
Sedih, Tapi Apa Boleh Buat
Itulah perjalalan kami di rumah nenek. Liburan yang tidak akan pernah dilupakan. Dalam arah pulang kami sepakat untuk melewati jalur Puncak Bogor dan ingin berfoto-foto kembali di kebun teh. Tetapi berhubung waktu yang tidak memungkinkan jadi kami hanya mampir ke Raja Polah untuk membeli oleh-oleh tambahan. Harganya cukup terjangkau dan banyak pilihannya.


Lihatlah Gayanya
Bingung Pilih Barang Apa
Pak Sopir Akhirnya Beli Topi dan Blankon
Lagi-Lagi Makan
Dia Habis 2 Porsi
Heboh Belanja
Setelah puas belanja kamipun kelelahan, dalam perjalanan pulang ada yang tiduran di mobil karena sangat melelahkan sekaligus menyenangkan. Ini sekilas perjalanan pulang kami.


Pemandangan Alam Indonesia
Terowongan Yang Konon Katanya Kalo Tahan Nafas Dan Memikirkan Seseorang, Maka Orang itu Adalah Jodohnya. Berhubung Semuanya Pada Bercanda Jadi Gak Ada Yang Tahan Nafas
Mendekati Kota Jakarta
Sungguh pengalaman yang tidak dapat dilupakan bersama sahabat-sahabat tercinta. Mungkin suatu saat nanti kami akan mengexplore daerah lain di Indonesia yang perlu untuk di Share. Agar semua orang tau bahwa Indonesia itu negara yang kaya akan budaya, tradisi, wisata, suku, bangsa dan sebagainya. Sebenarnya ada kurang lebih 800 foto yang dihasilkan dalam perjalanan kali ini, ada berbagai jenis bunga dan hewan-hewan yang berhasil di foto. Tetapi karena keterbatasan, tidak semua foto diupload.
Wonderfull Indonesia.

You Might Also Like

4 komentar

  1. Mas, kalo ke pemandian air panasnya harus naik tangga dulu ga yg 600an itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau untuk menjuru pemadian air panas tidak perlu ke kawah dan naik ratutan anak tangga kang, karena pemandian air panasnya ada di kaki gunungnya, kebetulan ane orang tasik :D

      Hapus
  2. Bikin iri cerita ini kang.. Kapan perjalanan ini... Miko cilacap

    BalasHapus

Berkomentarlah sesuai dengan etika yang baik, untuk maksud baik dan tujuan yang baik.

Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak.

Top Categories